Abu Mansur Al-Maturidi adalah seorang imam dan ahli ilmu kalam yang berasal dari Asia Tengah. Ia lahir di desa Maturid, Samarkand, sekitar tahun 238 H atau 853 M. Ia merupakan keturunan dari Abu Ayyub al-Anshari, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Ia dikenal sebagai pendiri aliran Maturidiyyah, salah satu aliran aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah.
Al-Maturidi adalah seorang murid dari Abu Bakr al-Jawzjani, yang merupakan murid dari Imam Abu Hanifah. Ia mengikuti metode pemikiran Abu Hanifah dalam ilmu kalam, yaitu menggunakan akal yang seimbang dan tidak berlebihan dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran dan hadis. Ia juga menghormati pendapat-pendapat sahabat dan tabi'in dalam masalah-masalah aqidah.
Al-Maturidi hidup di zaman yang penuh dengan tantangan dan perdebatan intelektual. Ia menghadapi berbagai aliran yang menyimpang dari ajaran Islam, seperti Muktazilah, Qaramithah, Zoroaster, dan lain-lain. Ia menulis banyak karya yang membela aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah dengan argumentasi yang kuat dan logis. Di antara karya-karya beliau yang terkenal adalah Kitab at-Tauhid, Kitab al-Maqalat, dan Kitab Ta'wilat al-Quran.
Tafsir ini (Ta'wilat al-Quran) menggabungkan sumber tradisional dan rasional dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran. Al-Maturidi sering menunjukkan apa isu-isu teologis atau sektarian yang dipertaruhkan dalam perdebatan tentang makna ayat atau bagian tertentu dari kitab suci. Ia membela dengan bijak, masuk akal, dan kuat pandangan doktrinal Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah dengan dasar-dasar yang valid dari Al-Quran.
Tafsir ini juga dikenal dengan nama Ta'wilat Ahl al-Sunnah atau Ta'wilat al-Quran. Kata ta'wil berarti penafsiran yang lebih mendalam dan lebih luas daripada tafsir, yang berarti penjelasan makna lahiriah ayat. Al-Maturidi menggunakan metode ta'wil untuk menjelaskan ayat-ayat yang bersifat mutasyabihat (samara), yaitu ayat-ayat yang memiliki makna yang tidak jelas atau berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Dalam hal ini, al-Maturidi mengutamakan akal dan ijtihad dalam mencari makna yang sesuai dengan aqidah Ahl al-Sunnah.
Tafsir al-Maturidi juga dipengaruhi oleh pemikiran Imam Abu Hanifah, pendiri mazhab Hanafi, yang dikenal sebagai imam aqidah dan fiqh. Al-Maturidi menganggap Abu Hanifah sebagai guru dan panutan dalam ilmu aqidah. Oleh karena itu, tafsir ini sering dianggap sebagai penyempurnaan dari argumentasi yang dibangun oleh Abu Hanifah dalam kitab al-Fiqh al-Akbar.
Tafsir ini merupakan salah satu karya tafsir terpenting dalam sejarah Islam, terutama bagi pengikut mazhab Hanafi dan aliran Maturidiyah dalam aqidah. Tafsir ini juga menjadi sumber rujukan bagi ulama-ulama tafsir selanjutnya, baik dari kalangan Sunni maupun Syiah.
Al-Maturidi wafat pada tahun 333 H atau 944 M di kota Samarkand. Ia dimakamkan di sana dan makamnya masih ada hingga sekarang. Ia dihormati sebagai salah satu imam besar dalam ilmu kalam dan aqidah Islam. Pengikut-pengikutnya tersebar di berbagai wilayah, terutama di Asia Tengah, Turki, India, dan Pakistan.
Download Tafsir al-Maturidi