AL-FARRA'

Al-Farra' adalah seorang ulama yang terkenal dengan keahliannya di bidang bahasa Arab. Ia lahir di Kufah pada tahun 144 H dan belajar dari beberapa ulama besar seperti al-Kisa'i, Sufyan bin 'Uyainah dan Yunus bin Habib. Ia juga menguasai bidang fikih, kedokteran, syair dan astronomi. Ia dikenal sebagai Amir al-Mu'minin fi al-Nahwi karena kedalaman ilmunya dalam nahwu.

Salah satu karya al-Farra' yang terkenal adalah tafsir Ma'ani al-Qur'an, yang merupakan tafsir lughawi yang menjelaskan makna-makna kata-kata dalam al-Qur'an berdasarkan ilmu bahasa Arab. Ia menulis tafsir ini dengan cara mendiktekan hafalannya kepada orang lain, karena ia tidak menulis sendiri karyanya. Tafsir ini sangat bermanfaat bagi para penuntut ilmu untuk memahami al-Qur'an dengan lebih baik. Kitab ini merupakan kitab tafsir pertama yang disusun secara khusus dan berdiri sendiri, yang mengkaji makna-makna al-Qur'an dari segi bahasa, sastra, dan balaghah.


Dalam kitab ini, al-Farra' menggunakan metode-metode ilmiah yang cermat dan kritis dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an, seperti periwayatan, qiyas, istiqra', dan istidlal. Ia juga memperhatikan konteks sejarah, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan turunnya al-Qur'an. Ia banyak merujuk kepada pendapat-pendapat ulama terdahulu, terutama ulama Kufah, seperti al-Kisa'i, Qais bin al-Rabi', Sufyan bin 'Uyainah, dan lain-lain.

Kitab tafsir Ma'ani al-Qur'an memiliki kelebihan-kelebihan yang menjadikannya sebagai salah satu rujukan utama dalam bidang tafsir linguistik. Di antara kelebihan-kelebihan tersebut adalah:

- Ia mengandung penjelasan-penjelasan yang mendalam dan luas tentang aspek-aspek bahasa, sastra, dan balaghah dalam al-Qur'an, seperti asal-usul kata-kata, makna-makna lahir dan batin, sinonim dan antonim, majaz dan haqiqah, mubalaghah dan taqiyyah, naqd dan ta'lil, dan lain-lain.

- Ia mengungkapkan rahasia-rahasia keindahan al-Qur'an dari segi gaya bahasa, struktur kalimat, irab dan bina', nazm dan munasabah, bad' dan jinas, i'jaz dan inimitabilitas, dan lain-lain.

- Ia membandingkan antara ayat-ayat al-Qur'an yang berkaitan dengan satu tema atau masalah tertentu, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk menunjukkan kesesuaian dan konsistensi makna-makna al-Qur'an.

- Ia menunjukkan hubungan antara al-Qur'an dengan sumber-sumber lain yang relevan, seperti hadis Nabi, perkataan sahabat dan tabi'in, syair Arab jahiliyah dan Islam, adat istiadat Arab, ilmu-ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

Banyak ulama yang memuji al-Farra' dan mengakui kehebatannya dalam ilmu bahasa Arab. Salah satunya adalah Ibn al-Anbari, yang berkata: "Lau lam yakun li ahli Baghdad wa al-Kufah mina al-nuhati illa al-Kisa'i wa al-Farra', la kafa." Artinya: "Jika tidak ada bagi penduduk Baghdad dan Kufah dari para ahli nahwu selain al-Kisa'i dan al-Farra', maka itu sudah cukup."

Ada juga kisah menarik yang menunjukkan kemampuan al-Farra' dalam menjawab persoalan fikih dengan ilmu bahasa Arab. Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Khalikan dalam kitab Wafayat al-A'yan. Kisahnya adalah sebagai berikut:

Suatu hari, sepupu al-Farra' yang ahli fikih, Muhammad bin al-Hasan, bertanya kepadanya: "Bagaimana pendapatmu, jika ada seseorang salat, lalu ada sesuatu yang ia lupakan, lantas ia sujud sahwi. Nah dalam sujud sahwi-nya tadi ia kembali lupa."

Al-Farra' pun menjawab dengan analogi ilmu bahasa Arab: "Jika begitu pertanyaanmu, maka tidak masalah. Karena hal itu seperti kalimat 'Aku melihat seorang lelaki yang berjalan di jalan yang lebar'. Kalimat ini tidak batal karena adanya kata 'yang' yang berulang dua kali."

Jawaban al-Farra' ini membuat Muhammad bin al-Hasan tercengang dan mengakui kecerdasan dan kefasihan al-Farra'. Jawaban ini juga menunjukkan bahwa ilmu bahasa Arab dapat membantu memecahkan masalah fikih dengan cara yang logis dan mudah dipahami.

Download Ma'ani al-Qur'an al-Farra'

Posting Komentar