MAKKIYAH DAN MADANIYAH

Dalam ilmu tafsir, ada istilah makkiyah dan madaniyah yang digunakan untuk membedakan ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan tempat dan waktu turunnya. Ayat-ayat makkiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, sedangkan ayat-ayat madaniyah adalah ayat-ayat yang diturunkan setelah hijrah. Perbedaan ini penting untuk dipahami karena dapat mempengaruhi pemahaman dan penerapan hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur'an.

Secara umum, ayat-ayat makkiyah lebih banyak membahas tentang akidah, tauhid, akhlak, kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu, serta ajakan kepada Islam. Ayat-ayat ini diturunkan di Makkah ketika kaum Muslimin masih minoritas dan menghadapi berbagai tantangan dari kaum kafir Quraisy. Ayat-ayat makkiyah bersifat umum, global, dan universal, sehingga dapat diterima oleh semua manusia tanpa memandang suku, bangsa, atau agama. Contoh ayat makkiyah adalah surah Al-Ikhlas yang menjelaskan tentang sifat-sifat Allah SWT:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4)


Sementara itu, ayat-ayat madaniyah lebih banyak membahas tentang syariah, hukum-hukum sosial, politik, ekonomi, perang, dan perdamaian. Ayat-ayat ini diturunkan di Madinah ketika kaum Muslimin sudah menjadi mayoritas dan memiliki negara sendiri. Ayat-ayat madaniyah bersifat khusus, lokal, dan kontekstual, sehingga harus dipahami dengan memperhatikan latar belakang sejarah dan situasi yang melatarbelakangi turunnya. Contoh ayat madaniyah adalah surah An-Nisa' yang mengatur tentang pembagian warisan:

يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ ۖ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنثَيَيْنِ ۚ فَإِن كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۖ وَإِن كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۚ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِن كَان لَّهُ وَلَدٌ ۚ فַإِن لَّمْ يَكُن لَّهُ وَلَدٌ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ ف

Perbedaan makkiyah dan madaniyah tidak hanya terletak pada tempat dan waktu turunnya, tetapi juga pada isi dan gaya bahasanya. Secara umum, ayat makkiyah lebih pendek dan berbicara tentang masalah akidah dan keimanan, seperti tauhid, hari akhir, surga dan neraka. Ayat makkiyah juga sering mengandung kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu, ayat sajdah, huruf-huruf muqatta'ah, dan sapaan ya ayyuhan nas (hai manusia).

Sementara itu, ayat madaniyah lebih panjang dan berbicara tentang masalah sosial-kemasyarakatan dan hukum-hukum syariah, seperti shalat, zakat, puasa, haji, jihad, waris, nikah, talak, jinayat, hudud, qishash, dan lain-lain. Ayat madaniyah juga sering mengandung sapaan ya ayyuhal ladzina amanu (hai orang-orang yang beriman).

Pendapat ulama tentang perbedaan makkiyah dan madaniyah bermacam-macam. Ada yang menggunakan pendekatan waktu turunnya ayat (mulahadzatu zamanin nuzul), ada yang menggunakan pendekatan tempat turunnya ayat (mulahadzatu makanin nuzul), dan ada yang menggunakan pendekatan kondisi masyarakat ketika ayat turun (mulahadzatu ahwalil mukhathab). Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pendekatan waktu turunnya ayat berpendapat bahwa makkiyah adalah ayat yang turun sebelum hijrah Nabi SAW ke Madinah, sedangkan madaniyah adalah ayat yang turun setelah hijrah Nabi SAW ke Madinah. Pendapat ini didukung oleh sebagian besar ulama klasik dan modern. Kelebihan pendekatan ini adalah mudah dipraktikkan dan sesuai dengan riwayat-riwayat tentang sebab-sebab turunnya ayat. Kekurangan pendekatan ini adalah tidak memperhatikan tempat turunnya ayat secara spesifik.

Pendekatan tempat turunnya ayat berpendapat bahwa makkiyah adalah ayat yang turun di Makkah atau di luar Makkah sebelum hijrah Nabi SAW ke Madinah, sedangkan madaniyah adalah ayat yang turun di Madinah atau di luar Madinah setelah hijrah Nabi SAW ke Madinah. Pendapat ini didukung oleh sebagian ulama kontemporer. Kelebihan pendekatan ini adalah memperhatikan tempat turunnya ayat secara spesifik dan sesuai dengan nama-nama surah dalam Al-Quran. Kekurangan pendekatan ini adalah sulit dipraktikkan karena membutuhkan pengetahuan geografis yang luas.

Pendekatan kondisi masyarakat ketika ayat turun berpendapat bahwa makkiyah adalah ayat yang ditujukan kepada masyarakat Makkah yang masih kafir dan musyrik, sedangkan madaniyah adalah ayat yang ditujukan kepada masyarakat Madinah yang sudah Islam dan berjama'ah. Pendapat ini didukung oleh sebagian ulama kontemporer. Kelebihan pendekatan ini adalah memperhatikan konteks sosial-historis ketika ayat turun dan sesuai dengan tujuan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Kekurangan pendekatan ini adalah tidak memperhatikan waktu dan tempat turunnya ayat secara spesifik.

Posting Komentar