MUQATIL BIN SULAIMAN

Muqatil bin Sulaiman adalah seorang ulama tafsir yang terkenal dengan karyanya yang berjudul Tafsir al-Kabir. Beliau lahir di Balkh, Khurasan, pada abad ke-8 Masehi dan wafat di Basrah pada tahun 150 H/767 M. Beliau memiliki banyak guru dan murid yang tersebar di berbagai wilayah, seperti Irak, Hijaz, dan Syam. Beliau juga menulis beberapa kitab lain dalam bidang tafsir, hadis, dan ilmu-ilmu Al-Quran.

Namun, Muqatil bin Sulaiman juga mendapat banyak kritik dan penolakan dari sebagian ulama karena dianggap menyisipkan banyak riwayat israiliyat dan pendapat-pendapat yang bertentangan dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Misalnya, beliau menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah dengan cara yang menyerupakan Allah dengan makhluk (tajsim) atau menyerupakannya dengan manusia (tasybih). Beliau juga dituduh sebagai pendusta hadis dan pengikut aliran Qadariyah yang menafikan takdir Allah.

Di sisi lain, ada juga ulama yang menghargai dan mengakui kelebihan Muqatil bin Sulaiman dalam bidang tafsir, terutama dalam hal menjelaskan makna-makna kata, asbabun nuzul, nasikh dan mansukh, dan wujuh wa nadzair. Beberapa ulama tafsir generasi berikutnya, seperti al-Thalabi, al-Zamakhsyari, al-Maturidi, dan Ibn Taimiyah, sering merujuk atau mengutip pendapat Muqatil bin Sulaiman dalam kitab-kitab tafsir mereka. Mereka menganggap Muqatil bin Sulaiman sebagai salah satu panutan dalam mempelajari dan mendalami Al-Quran.

Tafsir al-Kabir adalah salah satu karya monumental dalam bidang tafsir yang ditulis oleh Muqatil bin Sulaiman, seorang ulama yang lahir di Balkh, Khurasan pada abad kedua hijriyah. Beliau dikenal sebagai seorang ahli tafsir yang memiliki metode dan pandangan tersendiri dalam menafsirkan al-Quran. Salah satu hal yang menarik dari karya beliau adalah pembahasan tentang muhkam dan mutasyabih dalam al-Quran.

Muhkam dan mutasyabih adalah dua istilah yang digunakan untuk menggolongkan ayat-ayat al-Quran berdasarkan tingkat kejelasan maknanya. Ayat-ayat muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya jelas dan tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut, sedangkan ayat-ayat mutasyabih adalah ayat-ayat yang maknanya samar atau memerlukan penjelasan lebih lanjut. Pembahasan tentang muhkam dan mutasyabih penting untuk dipelajari karena berkaitan dengan pemahaman dan penerapan hukum-hukum syariat dalam Islam.




Muqatil bin Sulaiman memiliki pandangan yang berbeda dengan kebanyakan ulama tafsir lainnya tentang muhkam dan mutasyabih. Beliau berpendapat bahwa semua ayat al-Quran adalah muhkam, kecuali ayat-ayat yang berbicara tentang sifat-sifat Allah dan peristiwa-peristiwa akhirat. Ayat-ayat ini beliau anggap sebagai mutasyabih, karena manusia tidak bisa memahami hakikatnya dengan akalnya. Beliau juga berpendapat bahwa tidak ada ayat al-Quran yang nasikh (menghapus) atau mansukh (terhapus), karena semua ayat al-Quran adalah berlaku untuk seluruh zaman dan tempat.

Dalam kitab tafsir al-Kabir, Muqatil bin Sulaiman menjelaskan makna ayat-ayat al-Quran dengan menggunakan metode tafsir bi al-ma'tsur (tafsir dengan riwayat) dan tafsir bi al-ra'yi (tafsir dengan pendapat). Beliau banyak merujuk pada pendapat-pendapat ulama terdahulu, seperti al-Dahhak bin Muzahim, Zaid bin Aslam, Sa'id bin Jubair, Mujahid bin Jabr, dan lain-lain. Beliau juga banyak menggunakan hadis-hadis nabi sebagai sumber penafsiran, meskipun sebagian hadis-hadis tersebut diragukan keasliannya. Selain itu, beliau juga menggunakan ilmu-ilmu bantu seperti ilmu bahasa Arab, ilmu balaghah, ilmu asbab al-nuzul, ilmu qira'at, dan lain-lain.

Kitab tafsir al-Kabir karya Muqatil bin Sulaiman merupakan salah satu kitab tafsir tertua yang masih tersedia sampai sekarang. Kitab ini memiliki nilai sejarah dan keilmuan yang tinggi, meskipun juga mendapat kritik dan penolakan dari sebagian ulama tafsir lainnya. Kitab ini layak untuk dipelajari dan diteliti lebih lanjut untuk memperkaya wawasan kita tentang ilmu tafsir dan pemikiran ulama tafsir di masa lalu. 
Download Tafsir Muqatil bin Sulaiman

Posting Komentar